Kisah Masjid Raya Medan

Senin, 30 Maret 2020 | 11:55 WIB

Masjid Raya Al-Mashun, atau dikenal masyarakat dengan nama Masjid Raya Medan, adalah mesjid bersegi delapan dengan arsitektur unik yang menjadi salah satu icon penting ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Pembangunan masjid senilai 1 juta gulden ini diselesaikan dalam waktu tiga tahun dari 1906 hingga 1909 atas perintah Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam yang berkuasa di Kesultanan Deli ketika itu.

Awalnya pembangunan masjid dipimpin oleh arsitek Belanda Van Erp yang juga merancang Istana Maimun yang tidak jauh dari lokasi masjid. Namun di tengah proses pembangunan, Van Erp dipanggil ke Batavia untuk selanjutnya ikut dalam restorasi Candi Borbudur yang baru ditemukan di kawasan Magelang.

Setelah Van Erp pergi, pembangunan Masjid Raya Medan dipimpin JA Tingdeman.

Gaya arsitektur Masjid Raya mengandung unsur Timur Tengah, India, dan juga Spanyol. Adapun marmer yang digunakan pada lantai didatangkan dari Italia. Kaca patri yang mengelilingi Masjid Raya dari China. Sementara lampu-lampu gantung yang megah dari Prancis.

Awalnya Masjid Raya ini menyatu dengan kompleks Istana Maimun. Namun belakangan disebutkan bahwa jalan bawah tanah yang menghubungkan dua bangunan penting di masa Kesultanan Deli ini ditutup.

(Foto: Tim RMOL.id)