Mengenang George Flyod

Senin, 01 Juni 2020 | 09:21 WIB

Namanya George Perry Flyod, lahir di Fayetteville, North Carolina, Amerika Serikat, 14 Oktober 1973, dibesarkan di Houston, Texas.

Tahun 2014 George Flyod pindah ke Minnesota dan bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah restoran di Minneapolis. Sementara keluarganya tetap tinggal di Houston. Pandemi Covid-19 membuat Flyod seperti banyak orang lainnya kehilangan pekerjaan.

Senin, 25 Mei 2020, Flyod ditangkap polisi di lingkungan Powderhorn, Minneapolis, karena diduga menggunakan pecahan 20 dolar AS saat hendak membeli makanan di Cup Foods.

Empat polisi yang menangkapnya adalah Derek Michael Chauvin, Tou Thao, Thomas K. Lane, dan J. Alexander Kueng.

Flyod disebutkan melawan petugas dan menolak memasuki mobil polisi.

Rekaman vidoe amatir maupun video resmi yang dirilis Kepolisian Minneapolis kemudian memperlihatkan petuga Chauvin menginjak bagian lever Flyod dengan lututnya. Dua polisi lainnya, Lane and Kueng, menahan tubuh Flyod agar tidak bisa bangkit.

Flyod berulangkali mengatakan, “I can’t breathe,” atau “saya tidak bisa bernafas.”

Orang-orang yang menyaksikan adegan kekerasan itu meminta agar Chauvin melepaskan injakan lutut di leher Flyod. Tapi Chauvin tidak melakukan apapun, sampai mobil ambulans datang sekitar tujuh menit kemudian.

Berbagai video rekaman peristiwa itu kini bermunculan, dan memperlihatkan Flyod tidak melawan petugas. Ia cukup koperatif saat diminta polisi keluar dari mobilnya.

Kematian Flyod telah menyulut kemarahan rakyat di banyak negara bagian di Amerika Serikat. Isu rasialisme kembali membuncah dan menyalakan api yang membakar kota-kota di Amerika Serikat. Demonstrasi juga dilakukan di Washington DC persis di depan Gedung Putih.

Mural dan foto dalam tulisan ini diambil dari berbagai media untuk mengenang peristiwa yang dialami Flyod.   

(Foto: Tim RMOL.id)