Masjid Mangga Dua Dan Keberagaman Jakarta

Senin, 22 Maret 2021 | 22:19 WIB

Dibangun tahun 1841, Masjid Nurul Abrar yang lebih dikenal dengan nama Masjid Mangga Dua telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Ibukota pada 1972.

Menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat, nama kawasan Mangga Dua berasal dari dua pohon mangga yang ada di halaman masjid pada masa yang lampau.

Di tahun 1986 masjid ini dipugar total. Empat tiang utama dan mimbar aslinya dipertahankan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melaksanakan shalat Shubuh berjamaah di masjid itu, Senin (22/3).

Dalam laman Facebook miliknya, Anies Baswedan mengatakan, masjid ini mengingatkan pada proses penyebaran agama Islam di nusantara dan kisah kegigihan seorang ulama yang berani menentang penjajah kolonial Belanda kala itu, yaitu Sayyid Abubakar bin Alwi Bahsan Jamalullail.

Selain itu, dari 12 makam yang ada di kawasan Masjid Mangga Dua, dapat disimpulkan bahwa Kampung Mangga Dua telah lama ditinggali berbagai suku bangsa yang berbaur di Batavia.

Di antara makam itu adalah makam Sayid Abubakar bin Sayid Alwi dan makam Bahsan Jamalulail. Keduanya ulama suku Arab. Juga ada makam Rd. Tumenggung Anggakusumah Dalem-Gadjah, tokoh Sunda.

Seorang dari keluarga Kesultanan Banten pun tercatat pernah tinggal di sini, yakni Pangeran Ratu Bagus Urip Mohammad.

Juga terdapat pemakaman orang-orang Tionghoa, termasuk makam Kapitein China pertama di Batavia, Souw Beng Kong.

(Foto: Tim RMOL.id)