Dewan Kerjasama Perdagangan dan Investasi Indonesia-Maroko (DK PRIMA) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I di Villa Balimuda, Bogor, Jumat dan Sabtu (2-3/4).
Rakernas I dengan tema “Refleksi 60 tahun Hubungan Diplomatik antara Indonesia-Maroko dalam bidang Ekonomi dan Investasi†dipimpin Presiden DK PRIMA Heppy Trenggono dan dihadiri Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah, mantan Dubes RI untuk Maroko periode 2020-2014 Tosari Widjaja, mantan penasehat ekonomi Presiden RI Soetrisno Bachir, Ketua HIMAMI Dr. M. Ilyas Marwal, juga Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko Teguh Santosa.
Soetrisno Bachir yang juga merupakan salah seorang pendiri DK PRIMA mengatakan, pendirian organisasi ini terbilang istimewa dan luar biasa karena selama ini potensi hubungan kedua negara nyaris tidak terpikirkan.
Selama ini ada pandangan keliru di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya pelaku usaha, yang menganggap Maroko masih terbelakang.
Padahal, Maroko memberikan perhatian besar tidak hanya pada sumber alam, tetapi juga pada sumber daya manusia.Â
“Pemerintah Maroko sudah merancang negara itu menjadi negara Islam berkemajuan. Mereka melihat SDM sebagai faktor penting pembangunan,†ujarnya sambil menyamakan Maroko dengan Jepang dan Korea Selatan yang juga memberikan perhatian pada man power.
“DK PRIMA ini adalah lompatan sejarah untuk menuju keberhasilan, kejayaan dan keberkahan bagi Indonesia dan Maroko,†kata dia lagi.
(Foto: Teguh Santosa)
SEBELUMNYA
Duet Anies dan Imin DideklarasikanBERIKUTNYA
Gelora Resmi Dukung Prabowo