20 Tahun Pertemuan Megawati dan Kim Jong Il

Selasa, 29 Maret 2022 | 23:34 WIB

Pada 29 Maret 2002 Presiden Megawati Soekarnoputri berkunjung ke Pyongyang, Korea Utara, dan bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Il. Pertemuan bersejarah itu menjadi salah satu stepping stone atau batu lompatan dalam hubungan kedua negara.

Demikian dikatakan Duta Besar Republik Rakyat Demokratik Korea atau Korea Utara, An Kwang Il, ketika menjamu delegasi Perhimpunan Persahabatan dan Pertukaran Kebudayaan Indonesia-Korea (P3KIK) di Kedubes Korea Utara di Jakarta Pusat, Selasa malam (29/3).

“Kunjungan Presiden Megawati ke Pyongyang membuka hubungan yang lebih baik bagi Korea dan Indonesia," ujar Dubes An Kwang Il.

Pertemuan di bulan Maret 2002 itu adalah pertemuan kedua antara Mega dan Kim Jong Il. Keduanya bertemu pertama kali di bulan April 1965. Ketika itu, Kim Jong Il mendampingi ayahnya, Presiden Kim Il Sung, yang tengah melakukan lawatan ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Sukarno.

Dubes An mengajak tamunya berkeliling melihat foto-foto kunjungan Presiden Kim Il Sung dan Kim Jong Il ke Jakarta di bulan April 1965, juga dua foto dari pertemuan Presiden Megawati dan pemimpin Korea Kim Jong Il di bulan Maret 2002.

Selain foto-foto yang menggambarkan kedekatan kedua negara, juga dipamerkan foto-foto dari peluncuran misil balistik antar benua Hwasong-17 yang diluncurkan beberapa hari sebelumnya.

Ketua P3KIK Teguh Santosa dalam kesempatan itu mengatakan, pondasi hubungan baik Indonesia dan Korea Utara diletakkan dua pendiri bangsa. Dia juga menekankan bahwa kunjungan Presiden Megawati ke Pyongyang di tahun 2002 memiliki arti penting bagi persahabatan kedua negara.

“Seperti halnya kunjungan almh. Ibu Rachmawati dua tahun sebelumnya. Kepada mereka (Megawati dan Rachmawati) kami pun berterima kasih. Dan semoga Ibu Rachmawati beristirahat dengan tenang. Insya Allah," sambung Teguh.

Perhimpunan Persahabatan dan Pertukaran Kebudayaan Indonesia-Korea didirikan almh. Rachmawati pada tahun 2001. Rachma menjadi ketua pertama Perhimpunan itu. Di tahun 2007, karena diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Rachma memilih mengundurkan diri dari posisi Ketua Perhimpunan dan menyerahkannya kepada Ristiyanto yang didampingi Teguh Santosa sebagai Sekjen.

Pertengahan Februari 2022 Teguh Santosa terpilih menggantikan Ristiyanto. Adapun Ristiyanto menempati kursi Penasihat yang ditinggalkan almh. Rachmawati yang meninggal dunia bulan Juli 2021 lalu.

(Foto: Tim RMOL.id)