Pegiat wastra, penari, seniman lukis, musisi berkolaborasi untuk memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women Day (IWD) di Secret Garden Art Space Cinangka, Depok, Selasa (29/3). Menurut pegiat Wastra Nusantara, Nury Sybli, kolaborasi ini didedikasikan secara global untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, dan politik perempuan serta mendorong kesetaraan gender.
“Perempuan, batik dan tari, itu ibarat syair kitab kehidupan yang melekat di perempuan Indonesia,” ujar Nury Sybli.
Nury mengatakan, melalui tarian, orang menyampaikan harapan, do’a perlindungan sekaligus penghiburan. Demikian juga pada batik, motif-motif yang dilukiskan pada kain itu tak semata membentuk pola atau imajinasi semata, tetapi juga tuntutan hidup, pengingat serta doa bagi si pemakainya.
“Batik, bukan hanya merawat kehidupan manusia dari sejak bayi, tetapi juga memberi rasa aman, membawa do’a, ketenangan jiwa, pemulihan hingga menjadi alat perdamaian. Seperti pada batik khas Jogja motif grompol misalnya, orag tua kita menitipkan pesan agar para perempuan bisa bersatu, hidup rukun dan berkolaborasi agar bisa menjaga kedaulatan si pemakainya bahkan bangsanya,” urai Nury.
Hal senada disampaikan salah satu pendiri Baik Batik yang juga guru tari sanggar Huma Rhumil, Emma Wuryandari. Berkesenian, ujarnya, tidak perlu sekat, tidak perlu dikotak-kotakan.
Di Secret Garden Art Space Cinangka, para pegiat wastra memperagakan batik sebagai upaya mengajak generasi muda untuk turut melestarikan kain-kain tradisi atau wastra nusantara. Sedang para penari dari sanggar Huma Rhumil menampilkan tarian lirilir yang diiringi tembang dengan judul yang sama. Sementara di saat bersamaan, seniman lukis Damianus S.Wibowo membuat sktesta para penari secara langsung di lokasi kegiatan.
(Foto: Tim RMOL.id)
SEBELUMNYA
Duet Anies dan Imin DideklarasikanBERIKUTNYA
Gelora Resmi Dukung Prabowo