Dubes Sudan Hadiri Buka Puasa RMOL Network

Selasa, 04 April 2023 | 13:45 WIB

Duta Besar Republik Sudan Yassir Mohamed Ali menjadi tamu istimewa dalam buka puasa bersama yang digelar Kantor Berita Politik RMOL dan Majalah Farah di Kopi Timur, Jalan Pondok Kelapa Raya, Jakarta Timur, Senin (3/5).

Dubes Ali hadir didampingi wakilnya, Sid Ahmed M. Alamain dan disambut CEO RMOL Network Teguh Santosa, Dirut PT. Muara Multi Media Romi Junanto Utama, Pimred Kantor Berita RMOL Widian Vebriyanto, Wapimred Achmad Rizal, dan Pimred Farah.id Hujan Tarigan.

Ketika membuka kegiatan, Teguh mengatakan buka puasa bersama yang menghadirkan perwakilan negara sahabat ini selain untuk membangun silaturahmi juga untuk memberikan kesempatan kepada wartawan RMOL Network memperluas perspektif dan wawasan mengenai bangsa-bangsa lain di dunia.

Teguh menggarisbawahi hubungan Indonesia dan Sudan memiliki sejarah yang panjang. Di awal ke-20 ulama Sudan, Syeikh Ahmed Surkati, datang ke Jakarta atas undangan ulama-ulama Indonesia. Di Jakarta ia mendirikan organisasi Al Irsyad Al Islamiyyah dan berteman baik dengan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan pendiri Persis KH Zamzam.

Teguh juga mengatakan, masyarakat Indonesia dapat lebih mengenal benua Afrika dan segala potensi yang dimilikinya dengan memahami negara-negara di benua itu, seperti Sudan.

Dubes Ali menambahkan, pondasi hubungan kedua negara juga begitu kuat mengingat peranan Presiden Sukarno dalam mendorong kemerdekaan Sudan di tahun 1956. Ketika menghadiri Konferensi Asia Afrika di Bandung setahun sebelumnya, Presiden Sukarno memberikan kesempatan tokoh kemerdekaan Sudan yang hadir bersama delegasi Mesir untuk memiliki meja sendiri dan bendera putih dengan tulisan Sudan.

Melihat pondasi hubungan baik ini, Dubes Ali percaya dengan niat baik dan kerja keras kedua negara dapat membangun hubungan yang lebih konstruktif di masa depan.

Sudan, katanya, dapat menjadi partner ekonomi alternatif Indonesia karena potensi yang dimiliki kedua negara saling melengkapi.

Dubes Ali juga menceritakan perjalanan panjang Sudan dimulai dari peradaban Nubia yang berkembang di hulu Sungai Nil sekitar abad ke-3 Sebelum Masehi, lebih tua dari peradaban Mesir yang berada di hilir atau muara Sungai Nil yang bermuara di Laut Mediterania. Di Sudan saat ini masih dapaat ditemukan ratusan piramia peninggalan Kerajaan Kush dari masa itu.

Dalam ramah tamah menjelang berbuka puasa dan setelah makan malam, wartawan Kantor Berita Politik RMOL mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Dubes Ali. Mulai dari penyebab perpecahan Sudan dan Sudan Selatan pada tahun 2013 lalu, posisi Sudan dan Afrika umumnya di tengah pertarungan hegemoni Amerika Serikat dan Republik Rakyat China, juga tentang posisi Sudan di tengah konflik yang tengah terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Wartawan Kantor Berita Politik RMOL Raiza Andini kepada Dubes Ali mengatakan, dirinya sangat senang ketika mendengar rencana buka puasa RMOL Network akan dihadiri Dubes Sudan. Kata Raiza, Sudan adalah bagian penting dalam kehidupannya. Raiza ternyata memiliki keluarga angkat di Sudan dan belajar bahasa Arab di pesantren di Indonesia dari keluarga ini.

(Foto: Tim RMOL.id)